SELAMAT DATANG !

Sukses Buat Kita!!

Senin, 30 Januari 2012

PENGENDALIAN BANJIR DAN DRAINASE - Ada Apa Dengan Banjir Di Pemukiman/Perumahan Perkotaan ?

BAB I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Banjir atau terjadinya genangan di suatu kawasan pemukiman atau perkotaan masih banyak terjadi di berbagai kota di Indonesia. Genangan tidak hanya dialami oleh kawasanperkotaan yang terletak di dataran rendah saja, bahkan dialami kawasan yang terletak didataran tinggi. Banjir atau genangan di suatu kawasan terjadi apabila sistem yang berfungsi untuk menampung genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir, hal iniakibat dari tiga kemungkinan yang terjadi yaitu : kapasitas sistem yang menurun, debitaliran air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Pengertian sistem disiniadalah sistem jaringan drainase di suatu kawasan. Sedangkan sistem drainase secara umumdapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangidan /atau membuang kelebihan air ( banjir ) dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahandapat difungsikan secara optimal, jadi sistem drainase adalah rekayasa infrastruktur disuatu kawasan untuk menanggulangi adanya genangan banjir ( Suripin, 2004 ).

Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah semestinya dirancang untuk menanampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinyakapasitas saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yangterjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Jikakapasitas sistem saluran drainase menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debityang normal sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh sistem yang ada. Sedangkan sebabmenurunnya kapasitas sistem antara lain, banyak terdapat endapan, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan, adanya bangunan lain di atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu tertentusaat musim hujan sering terjadi peningkatan debit aliran, atau telah terjadi peningkatandebit yang dikarenakan oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yang ada tidak bisa lagimenampung debit aliran, sehingga mengakibatkan banjir di suatu kawasan. Sedangkanpenyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar kebiasaan,perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) disuatu kawasan. Kemudian jika suatu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan kapasitassistem sekaligus terjadi peningkatan debit aliran, maka banjir akan semakin meningkat,baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.

  1. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami sistem drainase di perumahan perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.


Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk merancang sistem penyaluran air hujan, dimana perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan rancangan disesuaikan dengan kriteria disain (berdasarkan literature) dan mempresentasikannya rancangan tersebut dalam bentuk gambar teknik yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

  1. Manfaat

· Membantu menyelesaikan masalah pada kinerja sistem jaringan drainaseberdasarkan standar perencanaan drainase yang baik.

· Meningkatkan perhatian pemerintah dan peran serta masyarakat dalam pengelolaansistem drainase yang berkelanjutan, dengan menggunakan Sistem PendukungKebijakan (SPK) Rehabilitasi Jaringan Drainase

  1. Identifikasi Masalah

- Kurangnya perhatian masyarakat tentang pentingnya drainase

- Banyak drainase di perkotaan dipenuhi sampah – sampah yang membuat saluran terhambat

BAB II

Ada Apa Dengan BANJIR ?

A. Permasalahan Drainase Perumahan Perkotaan

Drainase merupakan sebagai prasarana yang dibangun berfungsi untuk melakukan pengeringan genangan air di permukaan yang diakibatkan oleh hujan deras sehingga air dapat berjalan. Prasarana ini terdiri dari jaringan selokan (sistem mikro) dengan membuang airnya ke saluran air yang lebih besar (sistem Makro). Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

Pemahaman secara umum mengenai drainase perumahan perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.

Drainase perkotaan terbagi menjadi dua, yaitu drainase air hujan (storm water drainage) dan drainase air limbah (sewer drainage). Drainase air hujan terletak di atas permukaan tanah dan drainase air limbah terletak di bawah permukaan tanah. Adanya pemisahan antara drainase air hujan dan air limbah ini dikarenakan air hujan yang turun ke bumi masih dapat digunakan untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, karena tidak mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan. Sedangkan untuk air limbah yang mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan harus dibuat sistem drainase tersendiri di bawah permukaan tanah, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup mahluk hidup.

Pakar teknik sipil menawarkan konsep Drainase ramah lingkungan , drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia.

Untuk Perumahan / Perkotaan sendiri, diperlukan Kebijakan penataan ruang seperti yang didasarkan pada UU no.24/1992 yang memiliki pengertian bahwa penataan ruang tidak saja berdimensi pada perencanaan pemanfaatan ruang saja, tetapi juga termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rangka penanganan banjir terdapat empat prinsip pokok penataan ruang yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

(1) Holistik dan terpadu.

(2) Keseimbangan kawasan hulu dan hilir.

(3) Keterpaduan penaganan secara lintas sektor dan lintas wilayah.

(4) Peran serta masyarakat mulai tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu di samping jaringan drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan, atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah tangkapan terutama di daerah perkotaan.

Mudah-mudahan saja jika diusahakan dengan baik, fenomena banjir bisa sedikit teratasi dan masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa gangguan jalanan yang rusak atau banjir secara umum di beberapa tempat langgangan banjir. Jika Drainase terawat maka akan menjadikan lingkungan aman, nyaman dan sehat. Maka dari warga maupun dari daerah lain dilarang untuk mendirikan bangunan dan membuat bak sampah diatas saluran air karena akan menghalangi jalannya kelancaran air serta menyulitkan untuk membersihkannya. Dan bersatupadu dalam membina dan menjaga lingkungan air yang bersih, sehat, dan bermanfaat secara berkelanjutan. fungsi drainase atau saluran air di wilayah perkotaan menjadi sorotan tokoh masyarakat Purokerto “Kita minta ini menjadi perhatian instansi terkait. Benahi saluran air yang ada. Malulah kita (dengan) kondisi dalam kota, Purwokerto, selaku ibukota Kabupaten seperti itu,” ungkapnya , harus berbenah jika tidak ingin malu. Apalagi saat Banjir yang terjadi pada musim hujan sudah menjadi peristiwa rutin di beberapa kota di Indonesia. Berbagai sebab menjadi pemicu terjadinya banjir, antara lain kapasitas sistem jaringan drainase yang menurun, debit aliran air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Kapasitas saluran drainase berdasarkan design criteria sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang terjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Menurunnya kapasitas sistem disebabkan antara lain, banyak terjadi endapan, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan dan atau adanya bangunan liar di atas sistem jaringan.

BAB III

Solusi !!

Penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar kebiasaan, perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) di suatu kawasan. Kasus seperti tersebut di atas juga terjadi Perum Griya satria Indah I yang terletak di Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, sehingga perlu dilakukan penelitian evaluasi kinerja sistem jaringan drainase berdasarkan konsep drainase yang berkelanjutan berbasis pada partisipasi masyarakat. Baik buruknya, tinggi rendahnya kinerja sistem jaringan drainase sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya, apalagi dengan minimnya atau tidak adanya dana dari pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk pengelolaan sistem jaringan drainase diluar jalan protokol.

Maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Menemukenali tingkat pemahaman masyarakat akan fungsi sistem drainase yang berkelanjutan serta tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sistem jaringan drainase.

2) Mengevaluasi kinerja sistem jaringan drainase di Perumahan griya satria Indah Indah I

3) Merumuskan solusi prioritas rehabilitasi jaringan drainase dengan menyusun Sistem Pendukung Kebijakan (SPK) yang berbasis partisipasi masyarakat. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah deskriptif evaluatif. Analisis data dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dan metode pembobotan. Dalam merumuskan Sistem Pendukung Kebijakan prioritas rehabilitasi menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP).

Hasil penelitian menunjukkan :

1) Partisispasi masyarakat Perumahan Griya satria Indah dalam pengelolaan jaringan drainase adalah baik, hal ini ditunjukkan adanya Seksi Lingkungan dan Pembangunan dalam kepengurusan tingkat RT / RW yang membawahi kegiatan pengelolaan lingkungan dan infrastruktur (sampah, jalan, drainase, penghijauan). Pembersihan lingkungan termasuk saluran drainase dilakukan 2 kali setiap bulan dalam kerja bakti, kerusakan diperbaiki bersama dengan biaya ditanggung secara gotong-royong. Tetapi kesanggupan untuk pembuatan Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) rendah.

2) Kinerja sistem jaringan drainase di Perumahan Griya satria Indah adalah baik, kondisi komponen menunjukkan angka 87,35 %. Meskipun demikian tetap harus dilakukan rehabilitasi pada saluran yang rusak dan tersumbat sedimentasi.

3) Alternatif tindakan struktural sebagai implementasi konsep drainase yang berkelanjutan dengan pembuatan Sumur Resapan Air Hujan tidak memenuhi syarat teknis.

4) Rumusan SPK menunjukkan prioritas utama dalam rehabilitasi sistem jaringan drainase dilakukan di Sub Sistem 04. .

Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan di atas disampaikan saran sebagai berikut :

1). Peranan Semua masyarakat dalam penaggulangan banjir harus ikut serta dalam segala aspek agar permasalahan tentang banjir bisa sedikit diatasi.

2). Selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama sampah – sampah yang berada di tempat saluran air karena bisa berakibat saluran mampet kemudian bisa terjadi masalah banjir.

3) Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan alternatif tindakan struktural konsep drainase yang berkelanjutan selain pembuatan SRAH dan pengaruh banjir Sungai Bulu terhadap kinerja sistem jaringan drainase.

4 ) Rumusan SPK prioritas rehablitasi jaringan drainase dapat dijadikan rujukan untuk pengajuan dana stimulan kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas secara bertahap pada setiap tahun anggaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar