SELAMAT DATANG !

Sukses Buat Kita!!

Senin, 30 Januari 2012

PENGENDALIAN BANJIR DAN DRAINASE - Ada Apa Dengan Banjir Di Pemukiman/Perumahan Perkotaan ?

BAB I

Pendahuluan

  1. Latar Belakang

Banjir atau terjadinya genangan di suatu kawasan pemukiman atau perkotaan masih banyak terjadi di berbagai kota di Indonesia. Genangan tidak hanya dialami oleh kawasanperkotaan yang terletak di dataran rendah saja, bahkan dialami kawasan yang terletak didataran tinggi. Banjir atau genangan di suatu kawasan terjadi apabila sistem yang berfungsi untuk menampung genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir, hal iniakibat dari tiga kemungkinan yang terjadi yaitu : kapasitas sistem yang menurun, debitaliran air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Pengertian sistem disiniadalah sistem jaringan drainase di suatu kawasan. Sedangkan sistem drainase secara umumdapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangidan /atau membuang kelebihan air ( banjir ) dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahandapat difungsikan secara optimal, jadi sistem drainase adalah rekayasa infrastruktur disuatu kawasan untuk menanggulangi adanya genangan banjir ( Suripin, 2004 ).

Sistem jaringan drainase di suatu kawasan sudah semestinya dirancang untuk menanampung debit aliran yang normal, terutama pada saat musim hujan. Artinyakapasitas saluran drainase sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yangterjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Jikakapasitas sistem saluran drainase menurun dikarenakan oleh berbagai sebab maka debityang normal sekalipun tidak akan bisa ditampung oleh sistem yang ada. Sedangkan sebabmenurunnya kapasitas sistem antara lain, banyak terdapat endapan, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan, adanya bangunan lain di atas sistem jaringan. Pada waktu-waktu tertentusaat musim hujan sering terjadi peningkatan debit aliran, atau telah terjadi peningkatandebit yang dikarenakan oleh berbagai sebab, maka kapasitas sistem yang ada tidak bisa lagimenampung debit aliran, sehingga mengakibatkan banjir di suatu kawasan. Sedangkanpenyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar kebiasaan,perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) disuatu kawasan. Kemudian jika suatu perkotaan atau kawasan terjadi penurunan kapasitassistem sekaligus terjadi peningkatan debit aliran, maka banjir akan semakin meningkat,baik frekuensinya, luasannya, kedalamannya, maupun durasinya.

  1. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami sistem drainase di perumahan perkotaan dan tujuannya, serta bisa mengaplikasikannya di lapangan.


Tujuan dari tugas untuk memberikan persoalan kepada mahasiswa sedemikian rupa sehingga mahasiswa tersebut dapat atau mampu untuk merancang sistem penyaluran air hujan, dimana perhitungan-perhitungan yang berkaitan dengan rancangan disesuaikan dengan kriteria disain (berdasarkan literature) dan mempresentasikannya rancangan tersebut dalam bentuk gambar teknik yang memenuhi kaidah-kaidah perencanaan.

  1. Manfaat

· Membantu menyelesaikan masalah pada kinerja sistem jaringan drainaseberdasarkan standar perencanaan drainase yang baik.

· Meningkatkan perhatian pemerintah dan peran serta masyarakat dalam pengelolaansistem drainase yang berkelanjutan, dengan menggunakan Sistem PendukungKebijakan (SPK) Rehabilitasi Jaringan Drainase

  1. Identifikasi Masalah

- Kurangnya perhatian masyarakat tentang pentingnya drainase

- Banyak drainase di perkotaan dipenuhi sampah – sampah yang membuat saluran terhambat

BAB II

Ada Apa Dengan BANJIR ?

A. Permasalahan Drainase Perumahan Perkotaan

Drainase merupakan sebagai prasarana yang dibangun berfungsi untuk melakukan pengeringan genangan air di permukaan yang diakibatkan oleh hujan deras sehingga air dapat berjalan. Prasarana ini terdiri dari jaringan selokan (sistem mikro) dengan membuang airnya ke saluran air yang lebih besar (sistem Makro). Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.

Pemahaman secara umum mengenai drainase perumahan perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.

Drainase perkotaan terbagi menjadi dua, yaitu drainase air hujan (storm water drainage) dan drainase air limbah (sewer drainage). Drainase air hujan terletak di atas permukaan tanah dan drainase air limbah terletak di bawah permukaan tanah. Adanya pemisahan antara drainase air hujan dan air limbah ini dikarenakan air hujan yang turun ke bumi masih dapat digunakan untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, karena tidak mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan. Sedangkan untuk air limbah yang mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan harus dibuat sistem drainase tersendiri di bawah permukaan tanah, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup mahluk hidup.

Pakar teknik sipil menawarkan konsep Drainase ramah lingkungan , drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia.

Untuk Perumahan / Perkotaan sendiri, diperlukan Kebijakan penataan ruang seperti yang didasarkan pada UU no.24/1992 yang memiliki pengertian bahwa penataan ruang tidak saja berdimensi pada perencanaan pemanfaatan ruang saja, tetapi juga termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rangka penanganan banjir terdapat empat prinsip pokok penataan ruang yang perlu dipertimbangkan, yaitu :

(1) Holistik dan terpadu.

(2) Keseimbangan kawasan hulu dan hilir.

(3) Keterpaduan penaganan secara lintas sektor dan lintas wilayah.

(4) Peran serta masyarakat mulai tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu di samping jaringan drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan, atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah tangkapan terutama di daerah perkotaan.

Mudah-mudahan saja jika diusahakan dengan baik, fenomena banjir bisa sedikit teratasi dan masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa gangguan jalanan yang rusak atau banjir secara umum di beberapa tempat langgangan banjir. Jika Drainase terawat maka akan menjadikan lingkungan aman, nyaman dan sehat. Maka dari warga maupun dari daerah lain dilarang untuk mendirikan bangunan dan membuat bak sampah diatas saluran air karena akan menghalangi jalannya kelancaran air serta menyulitkan untuk membersihkannya. Dan bersatupadu dalam membina dan menjaga lingkungan air yang bersih, sehat, dan bermanfaat secara berkelanjutan. fungsi drainase atau saluran air di wilayah perkotaan menjadi sorotan tokoh masyarakat Purokerto “Kita minta ini menjadi perhatian instansi terkait. Benahi saluran air yang ada. Malulah kita (dengan) kondisi dalam kota, Purwokerto, selaku ibukota Kabupaten seperti itu,” ungkapnya , harus berbenah jika tidak ingin malu. Apalagi saat Banjir yang terjadi pada musim hujan sudah menjadi peristiwa rutin di beberapa kota di Indonesia. Berbagai sebab menjadi pemicu terjadinya banjir, antara lain kapasitas sistem jaringan drainase yang menurun, debit aliran air yang meningkat, atau kombinasi dari kedua-duanya. Kapasitas saluran drainase berdasarkan design criteria sudah diperhitungkan untuk dapat menampung debit air yang terjadi sehingga kawasan yang dimaksud tidak mengalami genangan atau banjir. Menurunnya kapasitas sistem disebabkan antara lain, banyak terjadi endapan, terjadi kerusakan fisik sistem jaringan dan atau adanya bangunan liar di atas sistem jaringan.

BAB III

Solusi !!

Penyebab meningkatnya debit antara lain, curah hujan yang tinggi di luar kebiasaan, perubahan tata guna lahan, kerusakan lingkungan pada Daerah Aliran Sungai ( DAS ) di suatu kawasan. Kasus seperti tersebut di atas juga terjadi Perum Griya satria Indah I yang terletak di Kelurahan Sumampir, Kecamatan Purwokerto Utara, Kabupaten Banyumas, sehingga perlu dilakukan penelitian evaluasi kinerja sistem jaringan drainase berdasarkan konsep drainase yang berkelanjutan berbasis pada partisipasi masyarakat. Baik buruknya, tinggi rendahnya kinerja sistem jaringan drainase sangat ditentukan oleh partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya, apalagi dengan minimnya atau tidak adanya dana dari pemerintah Kabupaten Karanganyar untuk pengelolaan sistem jaringan drainase diluar jalan protokol.

Maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1) Menemukenali tingkat pemahaman masyarakat akan fungsi sistem drainase yang berkelanjutan serta tingkat kepedulian masyarakat dalam pengelolaan sistem jaringan drainase.

2) Mengevaluasi kinerja sistem jaringan drainase di Perumahan griya satria Indah Indah I

3) Merumuskan solusi prioritas rehabilitasi jaringan drainase dengan menyusun Sistem Pendukung Kebijakan (SPK) yang berbasis partisipasi masyarakat. Pada penelitian ini metode yang dipakai adalah deskriptif evaluatif. Analisis data dilakukan dengan metode diskriptif kualitatif dan metode pembobotan. Dalam merumuskan Sistem Pendukung Kebijakan prioritas rehabilitasi menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP).

Hasil penelitian menunjukkan :

1) Partisispasi masyarakat Perumahan Griya satria Indah dalam pengelolaan jaringan drainase adalah baik, hal ini ditunjukkan adanya Seksi Lingkungan dan Pembangunan dalam kepengurusan tingkat RT / RW yang membawahi kegiatan pengelolaan lingkungan dan infrastruktur (sampah, jalan, drainase, penghijauan). Pembersihan lingkungan termasuk saluran drainase dilakukan 2 kali setiap bulan dalam kerja bakti, kerusakan diperbaiki bersama dengan biaya ditanggung secara gotong-royong. Tetapi kesanggupan untuk pembuatan Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) rendah.

2) Kinerja sistem jaringan drainase di Perumahan Griya satria Indah adalah baik, kondisi komponen menunjukkan angka 87,35 %. Meskipun demikian tetap harus dilakukan rehabilitasi pada saluran yang rusak dan tersumbat sedimentasi.

3) Alternatif tindakan struktural sebagai implementasi konsep drainase yang berkelanjutan dengan pembuatan Sumur Resapan Air Hujan tidak memenuhi syarat teknis.

4) Rumusan SPK menunjukkan prioritas utama dalam rehabilitasi sistem jaringan drainase dilakukan di Sub Sistem 04. .

Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan di atas disampaikan saran sebagai berikut :

1). Peranan Semua masyarakat dalam penaggulangan banjir harus ikut serta dalam segala aspek agar permasalahan tentang banjir bisa sedikit diatasi.

2). Selalu menjaga kebersihan lingkungan terutama sampah – sampah yang berada di tempat saluran air karena bisa berakibat saluran mampet kemudian bisa terjadi masalah banjir.

3) Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan alternatif tindakan struktural konsep drainase yang berkelanjutan selain pembuatan SRAH dan pengaruh banjir Sungai Bulu terhadap kinerja sistem jaringan drainase.

4 ) Rumusan SPK prioritas rehablitasi jaringan drainase dapat dijadikan rujukan untuk pengajuan dana stimulan kepada Pemerintah Kabupaten Banyumas secara bertahap pada setiap tahun anggaran.

Bangunan Air - Bendung Gerak Serayu

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan kepustakaan mengenai sejarah kehidupan manusia, dapat diketahui bahwa hubungan antara manusia dengan sumber daya air sudah terjalin sejak berabad-abad yang lalu. Kerajaan-kerajaan besar yang sempat mencapai kejayaannya, baik di negara kita maupun di belahan dunia yang lain, sebagian besar muncul dan berkembang dari lembah dan tepi sungai (Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, Mesir, Mesopotamia, dU.)


Beberapa hal penting yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan sumber daya air, dapat disebutkan antara lain :


a. Kebutuhan manusia akan kebutuhan makanan nabati


Untuk kelangsungan hidupnya, manusia membutuhkan juga makanan nabati. Jenis makanan ini didapat manusia dari usahanya dalam mengolah tanah dengan tumbuhan penghasil makanan. Untuk keperluan tumbuh dan berkembangnya, tanaman tersebut memerlukan penanganan khusus, terutama dalam pengaturan akan kebutuhan airnya. Manusia kemudian membuat bangunan dan saluran yang berfungsi sebagai prasarana pengambil, pengatur dan pembagi air sungai untuk pembasahan lahan pertaniannya. Bangunan pengambil air tersebut berupa bangunan yang sederhana dan sementara berupa tumpukan batu, kayu dan tanah, sampai dengan bangunan yang permanen seperti bendung, waduk dan bangunan-bangunan lainnya.

b. Kebutuhan manusia akan kenyamanan dan keamanan hidupnya


Seperti telah diketahui bersama, dalam keadaan biasa dan normal, sungai adalah mitra yang baik bagi kehidupan manusia. Namun, dalam keadaan dan saat-saat tertentu, sungai pun adalah musuh manusia yang akan merusak kenyamanan dan keamanan hidupnya. Pada setiap kejadian dan kegiatan yang ditimbulkan oleh sifat dan perilaku sungai, manusia kemudian berfikir dan berupaya untuk sebanyak-banyaknya memanfaatkan sifat dan perilaku sungai yang menguntungkan dan memperkecil atau bahkan berusaha menghilangkan sifat yang merugikan kehidupannya. Manusia lalu membangun bangunan-bangunan air sepanjang sungai yang bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya air sungai, misalnya bendungan-bendungan, pusat listrik tenaga air ataupun membuat bangunan yang diharapkan akan dapat melindungi manusia. terhadap bencana yang ditimbulkan oleh perilaku sungai, misalnya waduk, krib, tanggul, penahan lereng, bronjong dan fasilitas lainnya.

Kenyataan sejarah pun kemudian membuktikan, bahwa manusia yang tidak bisa bersahabat dan melestarikan keberadaan sumber daya air yang ada, akan surut dan runtuh kejayaannya. Kehancuran tersebut tidak hanya semata-mata karena disebabkan oleh bencana yang ditimbulkan oleh.perilaku sungai, namun kebanyakan merupakan proses akibat menurunnya fungsi sumber daya air sungai sehingga mematikan beberapa sarana dan prasarana yang penting bagi kehidupan manusia.

1.2 Beberapa Pengertian


a. Daerah pengaliran : adalah daerah pada pengaliran sungai (DPS), dimana apabila terjadi peristiwa-peristiwa alam dan perubahan hidro-klimatologi, akan mempengaruhi kondisi pengaliran pada sungai tersebut.


b. Daerah irigasi atau daerah pengairan : adalah kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari satu jaringan irigasi.


c. Daerah potensial : adalah daerah yang mempunyai kemungkinan baik untuk dikembangkan.


d. Daerah fungsional : adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki jaringan irigasi yang telah dikembangkan, luas daerah fungsional ini sama atau lebih keeil dari daerah potensial.


e. Jaringan irigasi : adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan, pengambilan, pembagian, pemberian dan penggunannya.


f. Petak irigasi : adalah petak lahan yang memperoleh pemberian air irigasi dari satu jaringan irigasi.


g. Penyediaan irigasi : adalah penentuan banyaknya air yang dapat dipergunakan untuk menunjang pertanian.


h. Pembagian air irigasi : adalah penyaluran air yang dilaksanakan oleh pihak yang berwenang dalam ekspoitasi pada jaringan irigasi utama hingga ke petak tersier.


i. Pemberian air irigasi : adalah penyaluran jatah air irigasi dari jaringan utama ke petak tersier.


j. Penggunaan air irigasi : adalah pemanfaatan air irigasi di tingkat usaha tani.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan pembuatan suatu bangunan air di sungai adalah sebagai upaya manusia untuk meningkatkan faktor yang menguntungkan dan memperkecil atau menghilangkan faktor yang merugikan dari suatu sumber daya air terhadap kehidupan manusia.
Manfaat dari suatu bangunan air di sungai adalah untuk membantu manusia dalam kelangsungan hidupnya, dalam upaya penyediaan makanan nabati dan memperbesar rasa aman dan kenyamanan hidup manusia terutama yang hidup di lembah dan di tepi sungai.
Tujuan irigasi pada suatu daerah adalah upaya untuk penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, dari sumber air ke daerah yang memerlukan dan mendistribusikan secara teknis dan sistematis.


Adapun manfaat suatu sistem irigasi adalah :


a. Untuk membasahi tanah, yaitu membantu pembasahan tanah pada daerah yang curah hujannya kurang atau tidak menentu.


b. Untuk mengatur pembasahan tanah, yang dimaksudkan agar daerah pertanain dapat diairi sepanjang waktu, baik pada musim kemarau mupun pada musim penghujan.
c. Untuk menyuburkan tanah, yaitu dengan mengalirkan air yang mengandung lumpur pada daerah pertanian sehingga tanah dapat menerima unsur-unsur penyubur.
d. Untuk kolmatase, yaitu meninggikan tanah yang rendah (rawa) dengan endapan lumpur yang dikandung oleh air irigasi.


e. Untuk penggelontoran air di kota, yaitu dengan menggunakan air irigasi, kotoran/sampah di kota digelontor ke tempat yang telah disediakan dan selanjutnya dibasmi secara alamiah.


f. Pada daerah dingin, dengan mengalirkan air yang suhunya lebih tinggi daripada tanah, dimungkinkan untuk mengadakan pertanian juga pada musim tersebut.

1.4 Metode Penulisan


Metode yang dipakai adalah metode Visul / Pengamatan .

1.5 Landasan Teori

*http://skalanews.com/baca/news/2/6/102897/daerah/ketinggian-sungai-serayu-naik--delapan-pintu-air-dibuka.html

*http://www.jpnn.com/read/2012/01/03/113053/Debit-Air-Naik,-Sungai-Serayu-

* http://id.wikipedia.org/wiki/Bendung_Gerak_Serayu_Gambarsari

* http://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=736.

1.5.1 Pengertian Irigasi Pada Bendungan


Irigasi berasal dari istilah irrigaite dalam bahasa Belanda atau irrigation dalam bahasa Inggris. Irigasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan untuk mendatangkan air dari sumbernya guna keperluan pertanian, mengalirkan dan membagikan air secara teratur dan setelah digunakan dapat pula dibuang kembali (Erman Mawardi et al.,2002). Untuk mengairi suatu daerah irigasi, haruslah ditinjau adanya sumber airnya. Dalam hal ini, adalah sungai yang memiliki debit dan elevasi yang cukup untuk disadapkan ke saluran induk. Pengambilan air dari sungai dapat dilakukan secara bebas apabila elevasi sawah lebih rendah dari elevasi sungai, karena air akan lebih mudah mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Permasalahan yang timbul adalah apabila sungai tersebut memiliki elevasi yang lebih rendah daripada elevasi sawah yang akan diari. Permasalahan ini dapat diatasi dengan membuat bendung. Dibangunnya suatu bendung adalah untuk menaikkan elevasi muka air sungai sehingga dapat mengairi suatu daerah irigasi yang memiliki elevasi yang lebih tinggi.Tujuan dibangunnya suatu bendung adalah:


v Menaikan elevasi air sehingga daerah yang bisa dialiri menjadi lebih luas.


v Memasukkan air dari sungai ke saluran melalui Intake


v Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran sungai.


v Mengurangi fluktuasi sungai.


v Menyimpan air dalam waktu singkat.

1.5.2 Fungsi dan Pengertian Bendung


Bendung merupakan salah satu apa yang disebut dengan Diversion Hard Work, yaitu bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi yang berfungsi untuk menyadap air dari suatu sungai sebagai sumbernya.

Bendung adalah suatu bangunan konstruksi yang terletak melintang memotong suatu aliran sungai. Hal ini harus dibedakan dengan waduk yang bersifat menampung dan menyimpan air. Pada hakekatnya bendung dapat disamakan sebagai bangunan pelimpah atau Over Flow Weir Type.

Syarat-syarat konstruksi bendung yang harus dipenuhi antara lain :


1.Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
2. Pembuatan bendung harus memperhitungkan kekuatan daya dukung tanah di bawahnya.
3. Bendung harus dapat menahan bocoran (seepage) yang disebabkan oleh aliran air sungai dan aliran air yang meresap ke dalam tanah.


4. Tinggi ambang bendung harus dapat memenuhi tinggi muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.


5. Bentuk peluap harus diperhitungkan, sehingga air dapat membawa pasir, kerikil dan batu-batu dari sebelah hulu dan tidak menimbulkan kerusakan pada tubuh bendung.

BAB II

Bendungan Gerak Serayu gambarsari

Bendung Gerak Serayu adalah bendungan dengan memanfaatkan debit air sungai Serayu yang melintasi wilayah kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap untuk pengairan sawah beririgasi di wilayah kedua kabupaten tersebut, Pembangunannya dimulai pada tahun 1993 dan diresmikan bulan November1996 yang telah mengalirkan air bagi sawah-sawah di Banyumas dan Cilacap, bahkan sebagian wilayah Kebumen. Total daerah cakupan pengairannya kurang-lebih 21.000 ha ( 210 km²).

Bendung Gerak Serayu (BGS) merupakan bendung gerak pertama di Indonesia. Mulai dibangun pada 1993, BGS diresmikan oleh presiden RI Soeharto pada 20 November 1996 setelah menghabiskan biaya sekitar Rp130 miliar. Dengan BGS, aliran sungai Serayu bisa ditampung dan dikendalikan. Selanjutnya dibagikan untuk mengairi sawah seluas puluhan ribu hektar di tiga wilayah, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Sawah yang semula tadah hujan pun bisa panen lebih dari sekali dalam setahun.

Pemilihan lokasi bendung yang dibicarakan yaitu untuk bendung tetap permanen bagi kepentingan irigasi. Dalam pemilihan hendaknya dipilih lokasi yang paling menguntungkan dari berbagai segi. Misalnya dilihat dari segi perencanaan, pengamanan bendung, pelaksanaa, pengoperasian, dampak pembangunan, dan lain sebagainya. Lokasi bendung dipilih atas pertimbangan beberapa aspek yaitu :

v Catatan Keadaan Topografi bendungan gerak serayu gambarsari


1) dalam hal ini semua rencana daerah irigasi dapat terairi, sehingga harus dilihat elevasi sawah tertinggi yang akan diari


2) bila elevasi sawah tertinggi yang akan diairi telah diketahui maka elevasi mercu bendung dapat ditetapkan


3) dari kedua hal di atas, lokasi bendung dilihat dari segi topografi dapat diseleksi
4) disamping itu ketinggian mercu bendung dari dasar sungai dapat pula direncanakan

v Kondisi Topografi bendungan gerak serayu gambarsari


Dilihat dari lokasi bendung, harus memperhatikan beberapa aspek yaitu :


1) ketinggian bendung tidak terlalu tinggi


2) trase saluran induk terletak di tempat yang baik


3) penempatan lokasi intake yang tepat dilihat dari segi hidraulik dan angkutan sedimen

v Kondisi Hidraulik dan Morfologi bendungan gerak serayu gambarsari


“ Dilihat dari lokasi bendung ; termasuk angkutan sedimennya adalah faktor yang harus dipertimbangkan pula dalam pemilihan lokasi bendung yang meliputi ” :


1) pola aliran sungai : kecepatan, dan arahnya pada waktu debit banjir, sedang


2) kedalaman dan lebar muka air pada waktu debit banjir, sedang


3) tinggi muka air pada debit banjir rencana baik


4) potensi dan distribusi angkutan sedimen tahap prosses baik


v Kondisi Tanah Fundasi bendungan gerak serayu gambarsari


Bendungan Gerak Serayu ditempatkan di lokasi dimana tanah fundasinya cukup baik sehingga bangunan akan stabil. Faktor lain yang dipertimbangkan pula yaitu potensi kegempaan, potensi gerusan karena arus dan sebagainya ; secara teknik bendung dapat ditempatkan di lokasi sungai dengan tanah fundasi yang kurang baik, tetapi bangunan akan membutuhkan biaya yang tinggi, peralatan yang lengkap dan pelaksanaan yang tidak mudah.


1.5.3 Pembagian Bendung

v Berdasarkan cara pembendungannya


Pembendungan air dapat tidak hanya dengan puncak pelimpah yang permanen saja, tetapi dapat juga dilengkapi dengan pintu pengatur yang bekerja di atas puncak ambang bendung. Berdasarkan hal tersebut, maka bendung dapat dibagi menjadi :


1) Bendung


Bila seluruh atau sebagian besar dari pembendungannya dilakukan oleh sebuah puncak pelimpah yang permanen. Meskipun bendung juga dilengkapi dengan pintu, tetapi bagian dari pintu ini lebih kecil dalam pelaksanaan pembendungan air .

2) Baragge


Jika seluruh pembendungan atau sebagian besar dari pembendungan dilakukan oleh pintu. Pada Barrage yang pembendungannya dilakukan seluruhnya oleh pintu, maka pada waktu banjir pintu tersebut dibuka sehingga peluapannya akan menjadi minimum/ berkurang.

v Berdasarkan Fungsinya bendungan gerak serayu gambarsari

Bendungan gerak serayu gambarsari Sudah terdapat Bendung pengarah & Bendung Penahan


1) Bendung Pengarah ( Diversion Weir )


Diversion Weir adalah suatu bangunan pelimpah dengan atau tanpa pintu penutup dan terletak melintang atau memotong kedalaman dasar sungai. Fungsinya adalah untuk membelokkan air sungai ke saluran primer

2) Bendung Penahan


Fungsinya adalah untuk menyimpan air banjir atau manahan air banjir pada saat banjir datang sebagai penahan atau pengontrol banjir.

v Berdasarkan Bentuk dan Material Konstruksi


1) Masonary Weir With Vertical Drops.


2) Rock Dry Stone Weir.

1.5.4 Bangunan yang Terdapat Pada Bendungan Gerak Serayu

v Tubuh Bendung ( Weir )


Adalah bagian yang selalu atau boleh dilewati air baik dalam keadaan normal maupun air banjir.
Tubuh bendung harus aman terhadap:


Ø Tekanan air


Ø Tekanan akibat perubahan debit yang mendadak.


Ø Tekanan gempa


Ø Akibat berat sendiri

v Bangunan Pembilas


Pada hulu bendung tepat di hilir pengambilan, dibuat bangunan pembilas guna mencegah masuknya bahan sidemen kasar ke dalam saluran irigasi.


Ada empat tipe, yaitu:


Ø Pembilas pada tubuh bendung dekat pengambilan.


Ø Pembilas bawah


Ø Shunt undersluice


Ø Pengambilan bawah tipe boks


Untuk mengurangi aliran yang bergolak ( Turbulent ) yang terjadi didekat intake maka perlu dibangun bangunan penguras ( Under Sluice ).

v Bangunan Penguras


Fungsinya adalah untuk mengurangi aliran yang bergolak ( Turbulent ) yang terjadi di dekat intake. Puncak ambang dari under sluice dijaga agar lebih rendah dari puncak ambang bendung, sehingga akan membantu membawa debit pada musim kering ke arah under sluice. Normalnya, permukaan puncak ambang under sluice ini sama dengan permukaan dasar saluran terdalam pada musim kering. Dengan membukanya pintu penguras, maka akan menggelontor endapan lumpur yang terdapat di depan intake maupun di under sluice.

v Dinding Pemisah (Divide Wall )


Terbuat dari susunan batu kali atau beton yang dibangun disebelah kanan sumbu bendung dan membatasi antara tubuh bendung dengan under sluice (Bangunan Penguras).
Fungsi utama dari dinding pemisah yaitu :


Ø Membagi antara bendung utama dan under sluice, karena kedudukan under sluice lebih rendah daripada tubuh bendung.


Membantu mengurangi arus yang bergolak didekat intake sehingga lumpurØ akan mengendap di under sluice dan air yang bebas lumpur akan masuk ke intake.

v Canal Head Regulator (Intake)


Berfungsi sebagai :


Ø Mengatur pemasukan air kedalam saluran.


Ø Mengontrol masuknya lumpur kedalam sungai.


Ø Menahan banjir sungai masuk kedalam saluran.


Regulator umumnya terletak di sisi sebelah kanan bendung dan agak menyudut ( antara 90° – 110° dengan sumbu horizontal ).

v Kantong Lumpur


Berfungsi untuk mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang lebih besar dari fraksi pasir halus ( 0,06 s/d 0,07mm ) dan biasanya ditempatkan persis disebelah hilir bangunan pengambilan. Bahan-bahan yang telah mengendap dalam kantung lumpur kemudian dibersihkan secara berkala melalui saluran pembilas kantong lumpur dengan aliran yang deras untuk menghanyutkan endapan-endapan itu ke sungai sebelah hilir.

v Bangunan Pelengkap


Terdiri dari bangunan-bangunan atau pelengkap yang akan ditambahkan ke bangunan utama untuk keperluan :


Ø Pengukuran debit dan muka air di sungai maupun di saluran sungai.


Ø Pengoperasian pintu


Ø Peralatan komunikasi, tempat berteduh serta perumahan untuk tenaga eksploitasi dan pemeliharaan.


Ø Jembatan diatas bendung, agar seluruh bagian bangunan utama mudah dijangkau atau agar bagian-bagian itu terbuka untuk umum.

1.5.5 Keadaan Tubuh Bendung


v Menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai


Dalam menentukan tinggi muka air maksimum pada sungai dipengaruhi oleh:


Ø Kemiringan dasar sungai ( I ),


Ø Lebar dasar sungai (b),


Ø Debit maksimum (Qd).

v Menentukan tinggi mercu bending


Tinggi mercu bendung dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:


Ø Elevasi sawah bagian hilir tertinggi dan terjauh,


Ø Elevasi kedalaman air di sawah,


Ø Kehilangan tekanan dari saluran tersier ke sawah,


Ø Kehilangan tekanan dari saluran sekunder ke saluran tersier,


Ø Kehilangan tekanan dari saluran primer ke saluran sekunder,


Ø Kehilangan tekanan karena kemiringan saluran,


Ø Kehilangan tekanan di alat – alat ukur,


Ø Kehilangan tekanan dari sungai ke saluran primer,


Ø Persediaan tekanan untuk eksploitasi,


Ø Persediaan untuk bangunan lain.

Tinggi mercu bendung, p, yaitu ketinggian antara elevasi lantai udik/ dasar sungai di udik bendung dan elevasi mercu. Dalam menentukan tinggi mercu bendung maka dipertimbangkan terhadap :


Ø kebutuhan penyadapan untuk memperoleh debit dan tinggi tekan


Ø kebutuhan tinggi energi untuk pembilasan


Ø tinggi muka air genangan yang akan terjadi


Ø kesempurnaan aliran pada bending


Ø kebutuhan pengendalian angkutan sedimen yang terjadi di bendung.


Ø tinggi mercu bendung, dianjurkan tidak lebih dari 4,00 meter dan minimum 0,5 H (H = tinggi energi di atas mercu).

v Menentukan tinggi air di atas mercu bending


Tinggi air di atas mercu bendung dipengaruhi oleh:


Ø Lebar Bendung (B)


Lebar bendung adalah jarak antara dua tembok pangkal bendung (abutment), termasuk lebar bangunan pembilas dan pilar-pilarnya. Ini 6/5 lebar£disebut lebar mercu bruto. Biasanya lebar bendung (B) normal (Bn).


Dalam penentuan panjang mercu bendung, maka harus diperhitungkan terhadap :


1.kemampuan melewatkan debit desain dengan tinggi jagaan yang cukup


2.batasan tinggi muka air genangan maksimum yang diijinkan pada debit desain
Berkaitan dengan itu panjang mercu dapat diperkirakan :


1. sama lebar dengan lebar rata-rata sungai stabil atau pada debit penuh alur (bank full discharge).


2. umunya diambil sebesar 1,2 kali lebar sungai rata-rata, pada ruas sungai yang telah stabil.

Pengambilan lebar mercu tidak terlalu pendek dan tidak pula terlalu lebar. Bila desain panjang mercu bendung terlalu pendek, akan memberikan tinggi muka air di atas mercu lebih tinggi. Akibatnya tanggul banjir di udik akan bertambah tinggi pula. Demikian pula genangan banjir akan bertambah luas. Sebaliknya bila terlalu lebar dapat mengakibatkan profil sungai bertambah lebar pula sehingga akan terjadi pengendapan sedimen di udik bendung yang dapat menimbulkan gangguan penyadapan aliran ke intake.

Ø Lebar Efektif Bendung


Lebar efektif bendung adalah lebar bendung yang bermanfaat untuk melewatkan debit. Untuk menetapkan besarnya lebar efektif bendung, perlu diketahui mengenai eksploitasi bendung, karena pengaliran air di atas pintu lebih sukar daripada pengairan air di atas mercu bendung, maka kemampuan pintu pembilas untuk pengaliran air dianggap hanya 80%, maka lebar efektif bendung dapat dihitung dengan rumus:

Di mana: Lef = Lebar efektif bending


B = Lebar seluruh bending


= Jumlah tebal pilar


= Jumlah lebar pintu pembilas

v Menentukan panjang dan dalam kolam Olak


Kolam olak adalah suatu konstruksi yang berfungsi sebagai peredam energi yang terkandung dalam aliran dengan memanfaatkan loncatan hidraulis dari suatu aliran yang berkecepatan tinggi. Kolam olak sangat ditentukan oleh tinggi loncatan hidraulis, yang terjadi di dalam aliran. Rumus yang dipakai untuk menentukan dalam kolam olak adalah RUMUS SCHOKLISH yaitu:

Dimana: T = Scouring depth


d = Diameter terbesar yang hanyut waktu banjir


h = Beda tinggi


q = Debit persatuan lebar

Sedangkan rumus yang digunakan untuk menentukan panjang kolam olak adalah Rumus Angerholzer yaitu:

Dimana: L = Scouring length


Hd = Tinggi air diatas bending


Vi = Kecepatan pada kolam olak


g = gravitasi (9.8 m2/detik)

v Menentukan Panjang Lantai Muka


Akibat dari pembendungan sungai akan menimbulkan pebedaan tekanan, selanjutnya akan terjadi pengaliran di bawah bendung. Karena sifat air mencari jalan dengan hambatan yang paling kecil yang disebut “Creep Line”, maka untuk memperbesar hambatan, Creep Line harus diperpanjang dengan memberi lantai muka atau suatu dinding vertical.
Untuk menentukan Creep Line, maka dapat dicari dengan rumus atau teori:

Ø Teori Bligh


Menyatakan bahwa besarnya perbedaan tekanan di jalur pengaliran adalah sebanding dengan panjang jalan Creep Line.

Dimana: ΔH = Beda tekanan


L = Panjang creep line


C = creep ratio

Ø Teori Lane


Teori Lane ini memberikan koreksi terhadap teori Bligh, bahwa energi yang diperlukan oleh air untuk mengalir kea rah vertical lebih besar daripada arah horizontal dengan perbandingan 3:1, sehingga dapat dianggap :

Dimana: H = Tekanan


L = Panjang creep line

v Menentukan Stabilitas Bendung


Untuk mengetahui kekuatan bendung, sehingga konstruksi bendung sesuai dengan yang direncanakan dan memenuhi syarat yang telah ditentukan. Stabilitas bendung ditentukan oleh gaya – gaya yang bekerja pada bendung, seperti:


Ø Gaya berat,


Ø Gaya gempa,


Ø Tekanan Lumpur,


Ø Gaya hidrostatis,


Ø Gaya Uplift Pressure (Gaya Angkat).

v Perencanaan Pintu


Perencanaan pintu berfungsi mengatur banyaknya air yang masuk ke saluran dan mencegah masuknya benda-benda padat dan kasar ke dalam saluran (pintu pengambilan atau intake gate). Pada bendung tempat pengambilan bisa terdiri dari 2 pintu yaitu kanan dan kiri, bisa juga hanya satu tergantung letak daerah yang akan dialiri. Tinggi ambang tergantung pada material yang terbawa oleh sungai. Ambang makin tinggi makin baik, untuk mencegah masuknya benda padat dan kasar ke saluran, tapi tinggi ini ditentukan atau dibatasi oleh ukuran pntu. Pada waktu banjir, pintu pengambilan cukup ditutup untuk mencegah masuknya benda kasar ke saluran. Penutupan pintu tidak berakibat apa apa karena saat banjir di sungai biaanya tidak lama. Maka yang dianggap air normal pada sungai adalah setinggi mercu. Ukuran pintu ditentukan dari segi praktis dan estetika. Lebar pintu biasanya maksimal 2 m untuk pintu dari kayu. Jika terdapat ukuran yang lebih besar dari 2 m, harus dibuat lebih dari satu pintu dengan pilar-pilar diantaranya.

v Pintu Penguras


Lebar pintu penguras biasanya diambil dari 1/10 lebar bendung (B), sedangkan pada saat banjir pintu penguras ditutup. Dan bila banjir lewat di atas pintu, maka tinggi pintu penguras harus setinggi mercu bendung. Oleh karena itu, tebal pintu juga harus diperhitungkan untuk tinggi air setinggi air banjir.

1.6 Stabilitas Bendung


Stabilitas suatu bendung harus memenuhi syarat – syarat konstruksi dari bendung, antara lain:
v Bendung harus stabil dan mampu menahan tekanan air pada waktu banjir.
v Bendung harus dapat menahan bocoran yang disebabkan oleh aliran sungai dan aliran air yang meresap di dalam tanah.


v Bendung harus diperhitungkan terhadap daya dukung tanah di bawahnya.
Tinggi ambang bendung atau crest level harus dapat memenuhi tinggiv muka air minimum yang diperlukan untuk seluruh daerah irigasi.


Peluap harus berbentuk sedemikian rupa agar air dapat membawa pasir,v kerikil, dan batu – batuan dan tidak menimbulkan kerusakan pada puncak ambang.

1.7 Tipe Mercu Bendung


Tipe bendung yang terdapat di Indonesia, bentuk profilnya adalah sebagai berikut:

a. Type Mercu Bulat


Untuk bendung dengan mercu bulat memiliki harga koefisien debit yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan koefisien bendung ambang lebar. Pada sungai – sungai, type ini banyak memberikan keuntungan karena akan mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih tinggi karena lengkung stream line dan tekanan negatif pada mercu. Untuk bendung dengan 2 jari – jari hilir akan digunakan untuk menemukan harga koefisien debit.


b. Type Mercu Ogee


Bentuk mercu type Ogee ini adalah tirai luapan bawah dari bendung ambang tajam aerasi. Sehingga mercu ini tidak akan memberikan tekanan sub atmosfer pada permukaan mercu sewaktu bendung mengalirkan air pada debit rencananya. Untuk bagian hulu mercu bervariasi sesuai dengan kemiringan permukaan hilir. Salah satu alasan dalam perencanaan digunakan Tipe Ogee adalah karena tanah disepanjang kolam olak, tanah berada dalam keadaan baik, maka tipe mercu yang cocok adalah tipe mercu ogee karena memerlukan lantai muka untuk menahan penggerusan, digunakan tumpukan batu sepanjang kolam olak sehingga dapat lebih hemat.

Gambar Mercu Tipe Ogee

c. Tipe Vlughter


Tipe ini digunakan pada tanah dasar aluvial dengan kondisi sungai tidak membawa batuan-batuan besar. Tipe ini banyak dipakai di Indonesia.

d. Tipe Schoklitsch


Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe Vlughter terlalu besar yang mengakibatkan galian atau koperan yang sangat besar.

BAB III

Penutup & Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan dapat disimpulkan bahwa :

  • Untuk Pengairan Air di Bendung Gerak Serayu cukup Baik
  • Konstruksi Bendung Gerak serayu sudah memenuhi stadar pendirian sebuah bendung
  • Dari hasil kunjungan kemarin Kebersihan di sekitar Bendung Gerak serayu Sangat kurunga walaupun sudah ada petugas kebersihan
  • Keamanan disekitar Bendung sangat kurang terbukti jalan yang seharusnya untuk pengawasan dan pengcekan bendung Malah untuk lewat masuk kendaraan motor.
  • Air mengairi yang terdapat di bendung gerak serayu Kurang bersih

Demikianlah laporan tugas “ Bangunan Air” semoga dapat memenuhi tugas matakuliah untuk semester V ini dan bisa bermanfaat untuk Mahasiswa umumnya.

Wasalamualaikum W.r W.b

Kamis, 12 Januari 2012

Kumpulan Kata-Kata Motivasi - Golden Way Mario Teguh

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu
ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi
pencapaian kecemerlangan hidup yang di
idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda
takut kehilangan yang telah dimiliki, karena
dengannya anda merendahkan nilai yang bisa
anda capai melalui perubahan itu

Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemkan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan

Orang-orang yang minta gaji lebih biasanya tidak dapat lebih, tapi yang melakukan lebih dan berkualitas akan mendapat lebih. Jangan takar tenaga yang Anda keluarkan berdasarkan gaji yang Anda dapatkan tetapi berdasarkan hasil yang dapat Anda kontribusikan bagi kelangsungan dan keuntungan perusahaan Anda.